Friday, March 25, 2011

Wanita dijajah pria... NOT!

Akhirnya posting lagi, yay!

Kemarin ini Maria sempet share artikel yang ditulis sama Samuel Mulia di situs fimela.. judulnya Wonder Woman. Asli, saya yang suka berasa setengah laki (ini bukan pengaruh jakun loh ya!) karena saya kurang suka menye-menye khas cewek dan kadang berpikir seperti pria, tetapi merasakan - seperti layaknya wanita - sukses bangga menjadi seorang wanita!

Mulai hari ini saya wanita tulen! (Bagian jakun itu di ignore saja lah ya?)

Ada satu kalimat yang menarik sekali buat saya.
"... , tetapi mereka sudah terbiasa kesakitan."

Selanjutnya dibahaslah soal kejadian-kejadian biologis yang menyatakan bahwa wanita itu menderita sejak muda. Datang bulan saat masih pra-ABG, lo kate kaga panik ngeliat darah ngalir dari organ 'sakral' tersebut?

Lalu dibahas juga soal first-blood pada malam pertama. Kalau nggak berdarah, gitu gono gini, anu itu. Lalu beban saat hamil, lalu melahirkan.... wuiidiiihh!

Saya sering bilang ke semua orang yang saya kuliahi soal feminisme kalau topiknya memang mengarah kesana (kadang saya sih yang ngarahin ke sana :p #Ngaku). Dengan senang hati saya ulangi dan ulangi lagi bahwa wanita itu menderita sedari muda, setiap bulan mengalami sakit fisik termasuk dalam periode tersebut, sebut aja nyeri perut, pegal-pegal, keleyengan, dan lainnya. Yaa, doyan makan itu anggap saja bonus, lah.

Belum lagi masalah hormon yang tidak dapat diobati walau sudah memakan coklat sebanyak-banyaknya (#AlasanBilangAjaRakus). Bete nggak keruan (siapa yang kepengen bete, coba?), gampang tersinggung, (kalau saya) mendadak sedih gila-gilaan, dan lain-lainnya.

Kami subjek pelaku? Salaaah! Jelas-jelas kami ngga bisa apa-apa! :p

Balik lagi ke masalah sakit-sakit itu yaa.. itu cuma baru sakit bulanan loh (walaupun cuma 5 hari dalam sebulan, tapi kalau terjadi setiap bulan... ah, bayangkanlah itu). Kata mama saya, saat melahirkan jaaaauh lebih gila lagi rasanya...

Jadi...

Setelah tau betapa sakit dan menderitanya wanita, seharusnya para pria ini mengerti bahwa sudah cukup kami ini menderita tanpa campur tangan kalian. Ga usah lah pake eksyen-eksyen ga penting yang menyakiti kami lagi.

Setelah tau betapa sakit dan menderitanya wanita, boleh dong kami memanjakan diri dengan berbelanja sepatu (walaupun kami sudah punya beberapa pasang sepatu berwarna hitam lainnya), baju, rok, celana jins, tas, aksesoris, peralatan make up, atau sekedar rileks di salon untuk di creambath, manicure pedicure, hairspa, dll dll?


Setelah tau betapa sakit dan menderitanya wanita, boleh dong kami bekerja tidak sekeras kalian (yang kodratnya adalah pemimpin keluarga)? Boleh dong uang yang kami dapatkan dari hasil kerja kami lari ke perawatan kecantikan yang harganya lumayan itu? Atau atasan sequin yang menggoda banget itu? Toh kalian juga yang menikmati, nantinya?


Setelah tau betapa sakit dan menderitanya wanita, boleh dong kalau ada yang berat-berat dan ribet, kalian saja lah yang mengangkatnya.. Kuku kami baru saja di manicure, gitu?


Setelah tau betapa sakit dan menderitanya wanita, boleh dong kalau kami menangis saat kami sedih? Atau mengeluh dan melampiaskan omelan kami pada kalian saat kami sudah tidak tahan lagi? Atau bermanja-manjaan saat kami ingin dipeluk? Atau tidak melakukan aktivitas wanita lainnya (seperti memasak dan beberes) saat kami tidak mood?


Setelah tau betapa sakit dan menderitanya wanita, boleh dong kalau kami justru yang diurus, bukan mengurus kalian?! Bisa kan cuci piring dan cuci setrika baju sendiri?


Setelah tau betapa sakit dan menderitanya wanita, boleh dong kalian memberikan kami satu hariiii saja dalam sebulan, penuh senyum yang tulus saat kami mengajak belanja, jangan lupa gesek pakai kartu kalian ya :)

Boleh dong kami minta ditraktir setiap kali makan di luar? (gak tau diri? enak aja, kalian yang bilang kami tidak gendut, apa salahnya sih makan? Kalau ga makan nanti kami mati loh?)
Boleh dong kami minta dibayarin setiap kali belanja bersama? (dan jangan bilang kami matre!)
Boleh dong kami minta dianter jemput, dan saat kalian telat menjemput kami, kami ngambek, mogok ngomong? (kalian pikir enak menunggu lama-lama?)
Eeeh, protes? Boleh dong, kalian menunggu dengan manis saat kami lama berdandan. Yaa, senyum yang cakep, jangan misuh-misuh!

Boleh ya? Boleh kan? Boleh dong ahhh! Hey, kami menderita loh. Remember?


Tapiiiii,

Kalau saya nggak kaya gitu... boleh kan?

*ga semua cewek kaya gitu kali, pret!

No comments:

Post a Comment

only accept either nice comments, or silly ones ;-)